Senin, 19 Agustus 2013

Blog Edukasi PAI kelas 9

Surat Al-Insyirah.

  

Surah Al-Insyirah termasuk Surah Makkiyah yang terdiri dari 8 ayat. Surah ini adalah surah 94. Kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad saw. dalam menyampaikan risalah.
Meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, menjadikan taat kepada Nabi termasuk taat kepada Allah.

Sebagian mufasir menafsirkan apabila engkau (Muhammad) telah selesai berdakwah maka beribadahlah kepada Allah; apabila engkau telah selesai melaksanakan urusan dunia maka kerjakanlah urusan akhirat dan ada lagi yang mengatakan, “Apabila telah mengerjakan salat maka berdoalah.”

Kandungan dalam Surah Al-Insyirah ayat 1 - 8
  1. Allah SWT mengingatkan manusia  bahwa Allah telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita yang tak terhitung jumlahnya.
  2. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Oleh karena itu, setiap masalah pasti ada solusinya dan jalan keluarnya.
  3. Ketika telah selesai menyelesaikan suatu pekerjaan, maka dengan segera lakukanlah pekerjaan yang lain.
  4. Perlunya semangat dalam mengerjakan suatu hal agar kita mendapatkan kesuksesan.



Hadis-Hadis tentang Kebersihan.

Agama Islam adalah agama yang cinta pada kebersihan. Rasulullah saw. sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan. Dengan menjaga kebersihan, tubuh kita akan sehat dan kuat. Dalam syariat Islam, ketika mengerjakan salat diwajibkan bagi umat Islam agar bersih dari hadas dan najis, baik badan, pakaian, maupun tempat yang dipergunakan untuk salat.
Ada beberapa hadis Rasulullah saw. yang menekankan untuk menjaga kebersihan bagi umat Islam. Hadis-hadis tersebut antara lain:
Selain dapat membaca dengan baik dan benar hadis-hadis tentang kebersihan, kalian juga harus mengetahui artinya. Perhatikanlah arti kata per kata dalam hadis-hadis berikut ini!

HADIS 1

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآَنِ أَوْ تَمْلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَالصَّلاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا  )رواه مسليم:328)
Artinya:
Dari Abu Malik al-as'ari berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Bersuci itu sebagian dari iman, membaca alhamdulillah adalah memenuhi timbangan amal, membaca subhanallah wal hamdulillah adalah memenuhi seisi langit dan bumi, salat sunah adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk, sabar adalah sinar yang memancar, dan Al-Qur'an adalah hujjah (argumen) dalam pembicaraanmu. Setiap manusia pada waktu pagi hari, hakekatnya harus memperjual belikan dirinya. Ada kalanya ia laba (selamat dari maksiat) dan ada kalanya rugi (terseret maksiat)  (H.R. Muslim: 328).

HADIS 2

إِنَّ اللَّهَ تَعَالى طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ فَنَظِّفُوا أَفْنِيَتَكُمْ (رواه التيرمدى: 2723)

HADIS 3
Artinya:
Sesungguhnya Allah swt. Itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih, Dia menyukai kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan ia menyukai kedermawanan maka bersihkanlah olehmu tempat-tempatmu. (H.R. at –Tirmizi: 2723)

HADIS 4

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِفْتَاحُ الصَّلاةِ الطُّهُورُ (رواه التيرمدى: 221)
Artinya:
Dari Abu Sa'id berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Kunci dari salat adalah bersuci.” (H.R. at-Tirmizi: 221)

HADIS 5

اَلْاِسْلَامُ نَطِـيْفٌ فَتَـنَطَفُوْا فَاِنَـهُ لايَدْخُلُ الْجَنَـةَ اِلانَطِيْفٌ (رواه البيهقى)
Artinya:
Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih (H.R. Baihaqi)
Read more: http://www.edupai.web.id/2013/04/hadis-hadis-tentang-kebersihan.html#ixzz2cPe7AAbH

Qonaah dan Tasamuh.

A. Qonaah
  

Qanaah artinya merasa cukup terhadap pemberian rezeki dari Allah swt. Qona’ah adalah rela dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menghindari  rasa tidak puas dalam menerima pemberian dari Allah swt. Dengan sikap inilah maka jiwa akan menjadi tentram dan terjauh dari sifat serakah atau tamak.

Lawan kata dari qanaah ini adalah tamak. Orang yang tamak selalu merasa kurang, walaupun dia sudah mendapatkan karunia dan rezeki dari Allah swt. Tamak identik dengan rakus, semuanya ingin dimiliki. Sudah mempunyai ini, ingin juga yang itu; sudah punya itu, masih ingin yang lain. Bahayanya apabila orang tamak tidak lagi memerhatikan yang halal maupun yang haram.

Artinya: “Bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kekayaan

jiwa.” (HR. Bukhari-Muslim) 



Manfaat memiliki sikap Qanaah sebagai berikut:
1.       Hidupnya selalu merasa lebih tenang dan tentram.
2.       Menumbuhkan sikap optimis dalam setiap usaha
3.       Tidak mudah berputus asa.
4.       Mampu menjauhkan dari sikap hasud (iri) atas keberhasilan orang lain.
5.       Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah.
6.       Memiliki pola hidup sederhana.


B. Tasamuh

 Menurut bahasa, Tasamuh artinya toleransi. Menurut istilah saling menghargai antara sesama manusia. Tasamuh atau toleransi ini sendiri merupakan salah satu pilar dalam ajaran Islam. Agama Islam cinta damai dan mengajarkan kedamaian. Bangsa Arab yang dulunya merupakan bangsa yang suka bertikai antarkelompok, antarkabilah, dan antarsuku, dengan kedatangan Islam mereka menjadi bangsa yang damai. 
Kunci dari perdamaian itu adalah adanya kesadaran bertoleransi antarkelompok dan antarindividu. Dengan demikian, umat Islam yang benar-benar memahami ajarannya, tentu harus bersikap toleran, baik kepada saudara-saudaranya sesama Islam maupun kepada orang yang beragama selain Islam.
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
QS Al-Hujurat 11
Read more: http://www.edupai.web.id/2012/10/qonaah-dan-tasamuh.html#ixzz2cPeqXCcA