Sintaksis : Frasa merupakan bagian dari konstruksi Sintaksis.
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas pelajaran bahasa Indonesia
sebagai salah satu syarat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia.
Oleh :
Apronicha Bimbi
Kelas IX 5
Sekolah Menengah Pertama
( SMP ) Negeri 1
Dumai
T.P. 2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur kami ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai frase yang
merupakan bagian dari konstruksi sinaksis.
Makalah
ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
·
Guru
yang bersedian membantu dan membimbing penulis dalam proses pembelajaran dan
pembuatan makalah.
·
Orang
tua dan keluarga yang bersedia membantu secara moral, maupun spiritual dalam
penyelesaian dan penyempurnaan makalah ini.
·
Sumber
media masa terpercaya yang membantu dalam penyempurnaan makalah.
Maksud penulis dari pembahasan ini adalah agar kita dapat
mengetahui pengertian, contoh, dan beberapa bentuk frase.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Dumai, 02 Januari 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................................
ii
DARAR ISI
...........................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN
........................................................................ 1
I.1 Latar Belakang Masalah
............................................................ 1
I.2 Tujuan Penulisan
....................................................................... 1
I.3 Rumusan Masalah
...................................................................... 1
I.4 Pembatasan Masalah
.................................................................. 1
I.5 Metode Pengumpulan Data .........................................................
2
I.6 Sistematika Penulisan
................................................................. 2
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA .............................................................. 3
II.1 Sintaksis ....................................................................................
3
II.2 Frasa
..........................................................................................
3
BAB III.
PEMBAHASAN ........................................................................
4
A. Pengertian Sintaksis
..................................................................... 4
B. Pengertian Frasa
........................................................................... 4
C. Konsep Frasa ................................................................................
6
D.
Jenis-Jenis Frasa
.......................................................................... 7
E. Ciri-Ciri Frasa
............................................................................ 11
BAB IV. PENUUP .................................................................................
12
IV.1 Kesimpulan
............................................................................. 12
IV.2 Saran ......................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR
BELAKANG MASALAH.
Masih banyak orang yang belum mengetahui
dan belum paham tentang makna dan hakikat sinaksis. Padahal, penggunaannya
begitu dekat dengan masyarakat Indonesia,
yang berikhtisar tentang kalimat bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi
sehati-hari.
Sebenarnya apa yang dimaksud sintaksis
itu?, Sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari tentang tatabahasa, dan juga
dapat dikatakan tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam turunan.
Unsur bahasa yang termasuk dalam lingkup
sintaksis adalah frasa frase, klausa, dan kalimat. Didalam makalah
ini akan membahas pokok bahasan mengenai frasa secara rinci.
I.2 TUJUAN PENULISAN.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
a. Memenuhi
tugas bahasa indonesia yang diberikan oleh guru.
b. Mengetahui
pengertian Sintaksis.
c.
Mengetahui jenis dan bentuk frasa.
I.3 RUMUSAN MASALAH.
Adapun rumusan yang akan kami bahas dalam
makalah ini adalah :
a.
Apakah pengertian dari sintaksis ?
b.
Apa
itu frasa ?
c.
Bagai
mana konsep frasa?
d.
Apa
saja jenis-jenis frasa?
e.
Apa
saja ciri-ciri frasa?
I.4 PEMBATASAN MASALAH.
Dalam penulisan makalah ini penulis hanya
dapat membatasai masalah mengenai frasa
yang merupakan beberapa bagian dari sintaksis yaitu :
a. Pengertian
sintaksis.
b. Pengertian
frasa frase.
c. Mengetahui
konsep frasa.
d. Jenis-jenis
frasa.
e. bagaimana
ciri-ciri frasa.
1.
I.5 METODE PENGUMPULAN
DATA.
Untuk mendapat kan informasi yang di
perlukan, penulis menggunakan metode observasi atau pengamatan langsung,
mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan
internasional yaitu “internet”.
I.6 SISTEMATIKA PENULISAN.
Pada makalah ini, akan di jelaskan hasil penelitian yang dimulai dari bab
pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan
masalah, pembatasan masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika
penulisan.
Dilanjutkan
dengan bab tinjauan pustaka.
Bab berikutnya yaitu pembahasan yang
membahas mengenai pengertian dan unsure yang termasuk pada sintaksis,
pengertian frasa, jenis-jenis frasa, ciri-ciri frasa, dan bagai mana contoh frasa yang benar.
Bab selanjutnya merupakan bab penutup dalam makalah ini, pada bagian ini
penulis menyimpulkan uraian yang sudah di sampaikan sebelumnya, dan memberikan
saran mengenai penggunaan frasa yang merupakan salah satu unsur yang
terdapat pada sintaksis.
2.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1
Sintaksis.
Kata sintaksis berasal dari
bahsa Yunani (sun = ‘dengan’ dan tattein= ‘menempatkan’). Jadi kata
sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat. Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan
antarkata dalam tuturan. Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi
menyangkut struktur gramatikal di dalam kata. Unsur bahasa yang termasuk di
dalam sintaksis adalah frase, kalusa,dan kalimat. Tuturan dalam hal ini
menyangkut apa yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat.
II.2 Frasa.
Frase menurut Oscar (Keraf dalam Oscar, 1993:5), yaitu bagian-bagian
dari kata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembentukan kaliamt
dalam suatu bahasa. Frasa dalam bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu frasa endosentris dan frase eksosentris.
Frasa endosentris merupakan frase
yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsur-unsurnya
maupun salah satu unsurnya (Ramlan, 1986:146), sedangkan frasa eksosentris
ialah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya
(Ramlan, 1986:146). Makalah ini akan membahas frasa endosentris dan
jenis-jenisnya, pengertian dari jenis-jenis frasa tersebut, dan perluasan
aposisi selain subjek akan dibahas secara jelas.
Frese adalah suatu komponen yang berstruktur, yang dapat membentuk
klausa dan kalimat (M.Asfandi Abdul, 1990:41).
Frasa terbentuk dari rangkaian kelas kata yang satu dengan yang lain, baik
pada posisi pertama maupun kedua. Rangkaian kelas kata yang membentuk frasa itu
mempunyai hubungan atributif, preduktif, dan posesif (Kailani Hasan, 1983:23).
3.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN SINTAKSIS.
Kata sintaksis berasal dari
bahasa Yunani (sun‘dengan’ dan tattein ‘menempatkan’). Jadi kata
sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat. Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan
antarkata dalam tuturan. Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi
menyangkut struktur gramatikal di dalam kata. Unsur bahasa yang termasuk di
dalam sintaksis adalah frasa frase, klausa,dan kalimat. Tuturan dalam hal ini
menyangkut apa yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat.
Banyak ahli telah
mengemukakan penjelasan ataupun batasan sintaksis. Ada yang mengatakan bahwa ”sintaksis adalah
telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk
menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat” (Stryker 1969:21 dalam Tarigan
1984:5). Ada pula
yang mengatakan bahwa ”analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya
mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas disebut sintaksis” (Bloch and Trager
1942:71 dalam Tarigan 1984:5). Dan ada lagi yang mengatakan bahwa ”sintaksis
adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frase dan kalimat”
(Ramlan 1976:57). Sedangkan menurut Zaenal Arifin dan Junaiyah dalam bukunya
SINTAKSIS yang memberikan pengertian bahwa sitaksis adalah cabang linguistik
yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech).
Ramlan (1981:1)
mengatakan: “Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
B.
PENGERTIAN FRASA.
Menurut Elson dan Picklett(1983), “A phrase is a unit potentially composed of
two or more word but wich does not have the propositional characteristic of a
sentence (sebuah frasa ialah satuan yang secara potensial terdiri atas dua buah
kata atau lebih yang tidak memiliki cirri-ciri proposisi sebuah kalimat)”.
Sedangkan
menurut kridalaksana (1984), frasa ialah “dua kata atau lebih yang sifatnya tidak prediktif, gabungan itu dapat
rapat, dan juga renggang”.
Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia (1990), frasa adalah “dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif ”.
Satuan
gramatikal sedang membuat dan patung
presiden Habibie dalam kalimat “Ayah
Adi sedang membuat patung presiden Habibie” merupakan frasa karena anggota pembentukan satuan bahasa tidak
menjabat sebagai subjek maupun predikat. Istilah lain yang sering yang sering
di gunakan dalam linguistic Indonesia
adalah kelompok kata.
Frasa adalah
satuan gramatik yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif(lazim)
yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau
jabatan . Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya
sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih
bisa disebut frasa.
4.
Contoh:
- Gedung sekolah itu
- Yang akan pergi
- Sedang membaca
- Sakitnya bukan main
- Besok lusa
- Di depan.
Jika contoh itu diletakkan dalam struktur
kalimat, kedudukannya tetap pada satu jabatan saja.
Contoh :
- Gedung
sekolah itu(S) luas(P).
- Dia(S)
yang akan pergi(P) besok(Ket).
- Bapak(S)
sedang membaca(P) koran sore(O).
- Pukulan
Budi(S) sakitnya bukan main(P).
- Besok
lusa(Ket) aku(S) kembali(P).
- Bu
guru(S) berdiri(P) di depan(Ket).
Jadi, walau terdiri atas dua kata atau
lebih tetap tidak melebihi batas fungsi. Pendapat lain mengatakan bahwa frasa
adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan pemadu kalimat.
Contoh lainnya :
Dua orang mahasiswa sedang membaca buku
baru di perpustakaan.
Kalimat itu
terdiri dari satu klausa, yaitu dua orang
mahasiswa sedang. Selanjutnya, klausa terdiri dari empat unsur yang lebih
rendah tatarannya, yaitu dua orang
mahasiswa, sedang membaca, buku baru, dan di perpustakaan.
Unsur-unsur itu ada yang terdiri dari dua
kata, yakni sedang membaca, buku baru, di
perpustakaan, dan ada yang terdiri dari tiga kata, yaitu dua orang mahasiswa. Di samping itu,
masing-masing unsur itu menduduki satu fungsi. Dua orang mahasiswa menduduki
fungsi S, sedang membaca menduduki fungsi P, buku baru menempati fungsi O, dan
di perpustakaan menempati fungsi KET. Demikianlah, unsur klausa yang terdiri
dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi itu merupakan satuan
gramatik yang disebut frase. Jadi, frase ialah satuan gramatik yang terdiri
dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.
Subjek adalah bagian dari kalimat yang
merupakan pokok pembicaraan. Predikat adalah bagian dari kalimat yang
memberikan penjelasan mengenai apayang terjadi terhadap pokok pembicaraan itu.
Objek adalah bagian kalimat yang menjelaskan kejadian yang menyangkut pokok
pembicaraan. Keterangan adalah bagian dari kalimat yang menjelaskan mengenai
dalam keadaan apa pristiwa yang dialami pokok pembicaraan yang berlangsung.
5.
C. KONSEP FRASA.
Frasa tidak
di batasi oleh jumlah kata atau panjang-pendeknya satuan. Frasa bias terdiri
dari dua kata, tiga kata, empat kata, lima
kata, dan seterusnya. Jadi, ukurannya bukanlah ukuran kuantitatif kata,
melainkan ukuran radional subjek dan predikat. Berapapun panjang satian ataupun
jumlah kata dalam satuan itu, jika di pecahkan tidak menghasilkan subjek maupun
predikat, maka satuan itu merupakan frasa.
Contoh :
·
Beberapa mahasiswa.
·
Beberapa mahasiswa baru.
·
Beberapa maha siswa baru Unversitas Riau.
·
Di kamar.
·
Di sebuah kamar.
·
Di sebuah kamar gelap.
Dan seterusnya.
Frasa dapat menggantikan kata sebagai
unsur yang membentuk kalimat, seperti frasa benda dapat menemati unsure subjek
atau objek. Frasa kerja menempati unsure predikat. Frasa dapat menempati unsur
predikat. Dan frasa proposisi serta frasa keterangan menempati unsure
keterangan.
Oleh karena
itu :
§
Kata-kara yang menjadi unsur sebuah frasa tidak
boleh dipisahkan dari kesatuannya. Jika urur-urutan unsure kalimat
dipertukarkan di tempatnya, maka kata-kata itu harus dipindahkan secara
keseluruhan dalam kesatuan frasanya.
Perhatikan contoh : - Kakek Ricky / tidak
akan dating / malam ini.
- Tidak akan dating / kakek Ricky / ke
kota / malam
ini.
- Mlam
ini / kakek Ricky ? tidak akan dating / ke kota.
§
Kata atau frasa yang menjadi unsur perluasan dari
frasa lain yang harus selalu terletak dekat dengan frasa yang diperluas.
Perhatikan contoh :
Kenakalan remaja banyak menjadi bahan
pembicaraan di dalam masyarakat terutama tentang penyalahgunaan narkotika.
Kata-kata terutama tentang penyalahgunaan narkotika merupakan unsure
perluasan dari kenakalan remaja. Oleh
karena itu, letaknya harus didekatkan dengan frasa kenakalan remaja itu, sehingga kalimat itu menjadi :
Kenakalan remaja terutama tentang penyalahgunaan
narkotika banyak
menjadi bahan
pembicaraan di dalam masyarakat.
§
Didepan subjek tidak boleh ada kata depan atau
preposisi, karena subjek tersebut haruslah sebuah kata atau frasa benda.
Perhatikan contoh :
Kepada para penumpang diminta agar membayas
dengan uang pas.
Kata depan kepada harus di buang, karena yang menempati posisi subjek adalah para penumpang. Maka kalimat tersebut
akan menjadi :
Para
penumpang diminta untuk membayar gengan uang pas.
6.
D. JENIS-JENIS FRASA.
Frasa terbagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenis atau kelas kata,
yaitu :
a. Berdasar
fungsi gramatikal, yaitu :
1.
Frasa Nomina.
Frasa
Nomina adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata
benda. Frasa nominal dapat dibedakan lagi menjadi 3 jenis yaitu :
·
Frasa
Nomina Modifikatif (mewatasi), misal : rumah
mungil, hari senin, buku dua buah, bulan pertama, dll.
·
Frasa
Nomina Koordinatif (tidak saling menerangkan), misal : hak
dan kewajiban, sandang
pangan, sayur mayur, lahir bathin, dll.
·
Frasa
Nomina Apositif
Contoh frasa nominal apositif :
a). Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, sudah
berumur 485 tahun.
b). Melati, jenis
tanaman perdu, sudah menjadi simbol bangsa Indonesia sejak lama.
c). Banjarmasin,Kota
Seribu Sungai, memiliki banyak sajian kuliner yang enak.njadi tempat
2. Frasa
Verbal.
Frasa
Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk dari kata kata kerja. Kelompok kata
ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
·
Frasa
Verbal Modifikatif (pewatas), terdiri dari :
- Pewatas belakang,
misal : a). Ia bekerja
keras sepanjang hari.
b).
Kami membaca buku itu sekali lagi.
- Pewatas depan,
misal : a). Kamiyakin mendapatkan pekerjaan itu.
b). Mereka pasti membuat karya yang lebih baik lagi pada tahun
mendatang.
7.
·
Frasa
Verbal Koordinatif adalah 2 verba yang digabungkan menjadi
satu dengan adanya penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau', Contoh
kalimat : a). Orang itu merusak
dan menghancurkan tempat
tinggalnya sendiri.
b). Kita pergi ke
toko buku atau ke perpustakaan.
·
Frasa
Verbal Apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan
atau diselipkan. Contoh kalimat : a). Pekerjaan Orang itu, berdagang kain, kini semakin
maju.
b). Jorong, tempat
tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
3. Frasa
Ajektifa.
Frasa
ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk oleh kata sifat atau keadaan sebagai
inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan,
seperti : agak, dapat,harus, lebih, paling dan 'sangat. Kelompok kata ini
terdiri dari 3 jenis, yaitu :
·
Frasa
Adjektifa Modifikatif (membatasi), misal : cantik sekali, indah nian, hebat benar, dll.
·
Frasa
Adjektifa Koordinatif (menggabungkan), misal : tegap kekar, aman tentram, makmur dan sejahtera, dll
·
Frasa
Adjektifa Apositif,
misal :
a). Srikandi cantik, ayu
menawan, diperistri oleh Arjuna.
b). Desa Jorong, tempat
tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
Frasa Apositif bersifat memberikan
keterangan tambahan. Frasa Srikandi
cantik dan Desa Jorong merupakan unsur utama kalimat,
sedangkan frasa ayu menawan,
dan tempat tinggalku dulu,
merupakan keterangan tambahan.
8.
4.
Frasa Adverbial.
Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang
dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi
(mewatasi), misal : sangat
baik kata baik merupakan
inti dan kata sangatmerupakan pewatas.
Frasa yang bersifat modifikasi ini contohnya ialah agak
besar, kurang pandai, hampir
baik, begitu kuat, pandai
sekali, lebih kuat, dengan
bangga, dengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat
koordinatif (yang tidak menerangkan), contoh frasanya ialah lebih
kurang kata lebih tidak
menerangkan kurang dan kurang tidak
menerangkan lebih.
5. Frasa
Pronominal
Frasa
Pronominal ialah frasa yang dibentuk dengan kata ganti, frasa ini terdiri atas
3 jenis yaitu :
·
Modifikatif, misal kalian
semua, anda semua, mereka semua, mereka itu, mereka berdua.
·
Koordinatif, misal engkau
dan aku, kami dan mereka, saya dan dia.
·
Apositif, misal : Kami, putra-putri Indonesia, menyatakan perang melawan
narkotika.
6. Frasa
Numeralia
Frasa
Numeralia ialah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa ini
terdiri atas :
·
Modifikatif, contoh : a). Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban.
b). Kami membeli setengah lusin buku tulis.
·
Koordinatif, contoh : a). Entah dua atau tiga sapi yang telah dikurban.
b). Dua
atau tiga orang telah
menyetujui kesepakatan itu.
- Frasa Interogativ
Koordinatif ialah frasa yang berintikan pada kata tanya. contoh : a).
Jawaban dari apa atau siapa ciri dari subjek kalimat.
b). Jawaban
dari mengapa atau bagaimanamerupakan
pertanda dari jawaban predikat.
9.
§
Frasa
Demonstrativ Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh dua kata
yang tidak saling menerangkan. contoh :
a). Saya tinggal di sana atau di sini sama saja.
b). Kami pergi kemari atau kesana tidak ada masalah.
- Frasa Preposisional
Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh kata depan yang tidak saling
menerangkan. contoh :
a). Petualangan kami dari dan ke Jawa memerlukan waktu satu bulan.
b). Perpustakaan ini dari, oleh, dan untuk masyarakat umum.
b. Frasa berdasarkan
fungsi unsur pembentuknya. Yaitu :
1.
Frasa Endosentris yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi
untuk diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD).
contoh frasa : kuda hitam (DM), dua orang(MD).
Ada beberapa jenis frasa endosentris, yaitu :
·
Frasa
atributif yaitu frasa yang pola pembentuknya menggunakan pola DM atau MD.
contoh : Ibu kandung (DM), tiga ekor (MD).
·
Frasa
apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat
menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan). contoh : Farah si penari ular sangat cantik.,
kata Farah posisinya sebagai diterangkan (D),
sedangkan si penari ular sebagai menerangkan (M).
·
Frasa
koordinatif yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti
(setara). contoh : ayah
ibu, warta berita,
dll.
2. Frasa
eksosentris yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata
tugas. contoh : dari Bandung, kepada teman, di kelurahan.
10
C. Frasa Berdasarkan satuan makna yang dikandung
unsur-unsur pembentuknya.
Yaitu :
- Frasa biasa yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki
makna yang sebenarnya (denotasi). contoh kalimat : a) Ayah membeli kambing hitam; b) Meja hijau itu milik ayah.
- Frasa idiomatik yaitu frasa yang hasil pembentukannya
menimbulkan/memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya
(konotasi). contoh kalimat : Orang
tua Lintang baru
kembali dari Jakarta.
- CIRI-CIRI
FRASA.
Frasa memiliki beberapa ciri yang dapat
diketahui, yaitu :
1.
Terbentuk
atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya.
2.
Menduduki
fungsi gramatikal dalam kalimat.
3.
Mengandung
satu kesatuan makna gramatikal.
4. Bersifat Non-predikatif.
5. Konstistuen frasa adalh kata (bukan
morfen).
6. Hanya menduduki atau mengisi satu fungsi.
7. Merupakan konstituen klausa.
8. Bagian-bagian frasa tidak boleh ditukar
atau dibalik susunannya.
9. Frasa dapat diperluas dengan tambahan
kata depan, tengah, atau di belakang.
10. Terdiri atas dua konstituen pembentukan atau
lebih yang memiliki kedekatan hubungan.
11.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN.
Sintaksis berfungsi sebagai
subjek, predikat, pelengkap dan keterangan.
Sintaksis terdiri dari frasa, klausa, dan kalimat. Tapi penulis hannya menjelaskan tentang frasa.
Frase adalah suatu kelompok
kata fungsional yang memiliki gramatikal tertentu ( S,P,O, dan K
) yang tidak berbentuk arti atau satuan gramatikal yang secara potensial berupa
gabungan kata yang terdiri daru dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas
dan mempunyai sifat nonpredikatif. Frase dapat dibedakan menjadi :
1.
Frase Eksosentris, yaitu :
- Eksosentris Direktif
(frasa preposisi).
- Eksosentris
Posposisi.
- Frasa Preposisi.
2. Frase Endosentris, yaitu :
·
Endosentris Koordinatif.
·
Endosentrif Atributif.
·
Endosentris Apositif.
3. Frase bedasarkan persamaan Distribusi,
yaitu :
·
Frase Nominal.
·
Frase Verbal.
·
Frase Bilangan.
·
Frase Keterangan.
·
Frase Depan.
12.
IV.2 SARAN.
Dengan disusunnya makalah sintaksis tentang frasa
ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian sintaksis dan pembaca
dapat mengetahui bahwa sintaksis itu hubungannya erat dengan bahasa yang kita
gunakan sehari-hari.
Untuk
mengetahui lebuh jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang pembahasan
sintaksis, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai
pengarang, karena penulis hanya membahas garis besar saja tentang sintaksis dan
henya membahas lebih dalam tentang frasa.
Disini
penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kritik dan saran yang membangun untuk penulisan makalah-makalah
selanjutnya sangat diharapkan.
13.
DAFTAR PUSTAKA
14.